Klo malam2 saya menonton Al Jazeera yg lumayan lebih up to date berita ttg Jalur Gaza-nya, saya bisa menangis karena sedih, muak, marah, putus asa. Bisa dibilang adegan paling memuakkan yg pernah saya tonton di TV adalah saat Condoleza Rice mengangkat tangan tanda abstain saat voting untuk gencatan senjata di Gaza, di saat semua orang tahu bahwa Amerika adalah satu2nya suara yg didengar Israel.
Betapa manusia yg telah terkunci hatinya bisa begitu mengerikan...
Mengapa begitu sulit bagi sebagian orang untuk mengerti bahwa IT'S GOTTA BE STOPPED...?
Semisal Anda memiliki seorang sahabat A. Saat Anda sedang berjalan dengan A, tiba2 muncul B menampar si A. A begitu marah, dia balas menampar. Bahkan bukan cuma menampar, tapi juga mencekik, membentur2kan kepala B ke aspal, mematahkan hidungnya, merontokkan gigi2nya, meninju matanya. Tidak puas, adik B yg saat itu bersama B juga ikut dihajar. Kemudian teman B yg datang membantu jg dihajar hingga babak belur. Setelah 3 orang tumbang, A segera pergi ke rumah B untuk menghajar semua orang yg ada di sana, membakar rumahnya... untuk memastikan bahwa lain kali tidak ada lagi yg berani menampar A.
Melihat adegan itu, sekalipun A adalah sahabat Anda, kalau Anda masih manusia, apa Anda akan diam saja? Apa Anda akan berkata pada orang2 yg ingin melerai, "Biarkan saja, salah sendiri tadi B yg mulai menampar" ?
Secara naluri, saya yakin, Anda akan melerai mereka. Semua orang yg menyaksikan hal semacam itu pasti akan berusaha menghentikan.
Setelah A berhenti, mungkin akan ada adu mulut sengit mengenai siapa yg salah dan seterusnya. Tapi setidaknya, tidak ada penghajaran. Setidaknya, korban kebrutalan A tidak bertambah.
Ada batasan yg jelas antara pembelaan diri dengan pembantaian. Hati seorang manusia masih bisa membedakan itu.
Tapi hati yang terkunci rapat benar2 mengerikan... Sejujurnya, saya belum pernah merasa sengeri itu melihat orang mengangkat tangan dalam suatu rapat...
Padahal, tangan yg terangkat itu bisa saja menyelamatkan banyak nyawa, kalau ia mau...
Apakah si B pernah diminta berjanji utk tdk lagi menampar si A? Lalu, apa jawaban si B?
ReplyDelete