Menulis memang ngga gampang. Terlebih lagi menulis berita untuk suatu media. Ngga heran klo media2 raksasa pun bisa melakukan kesalahan dalam menulis berita.
Umumnya kesalahan2 itu sih cuma kesalahan kecil saja, tapi bisa bikin mata gatel ngebacanya.
Contohnya, suatu hari, waktu Kompas baru2 aja lauching segmen entertainment di halaman mereka. Pernah saya baca suatu tulisan mengenai film animasi: "Seperti film Anastasia produksi Disney"... hm... tunggu tunggu... Anastasia itu kan produksinya 20th Century Fox?
Lalu sebuah majalah remaja - sori lupa nama majalahnya - dlm artikel ttg Katie Holmes tertulis: "tapi ini tidak ada hubungannya dengan Sherlock Holmes dalam novel karya Agatha Christie"... Ha?! Sejak kapan Agatha Christie menyaplok hak cipta atas Sherlock Holmes? Bukannya itu tokoh karangan Sir Arthur Conan Doyle?
Lalu di sebuah majalah wanita, menulis "Lionel Messi cowok berkebangsaan Spanyol itu..." Daa...? Apa Messi sudah naturalisasi jd warga negara Spanyol? Tapi kok sampai beberapa waktu yg lalu masih pake seragam Argentina, ya...?
Yg paling gres saya baca justru di The Jakarta Post online. Untuk yg satu ini cukup fatal kesalahannya. Sebuah tulisan tentang film animasi terbaru produksi Animax yang akan tayang tahun ini - LaMB. Sinopsis ceritanya salah. (Silahkan bandingkan artikel The Jakarta Post dengan artikel di situs official Animax LaMB dan di blog LaMB saya)
Human mistake, I believe. Atau karena terkejar tenggat waktu jadi terburu2 menulis. Tapi sepertinya sih lebih karena "kurang kompeten dalam topik yg ditulis". Penulis untuk majalah wanita mungkin kurang paham tentang tokoh sepakbola dan novel detektif, mungkin lebih baik they stick to the fashion. Sebagaimana penulis untuk media "dewasa dan serius" kurang mengerti soal dunia film animasi yg notabene oleh kebanyakan orang Indonesia dianggap sebagai dunia bocah.
Walaupun mata jd gatel sewaktu membaca tulisan2 seperti itu, ada efek baiknya jg buat saya. Kesalahan2 kecil itu membuat saya tidak mudah percaya dengan apa yg diberitakan - baik di media cetak maupun online. Harus dicek dulu. Jg membuat saya tidak terlalu fanatik pada satu media sebagai sumber berita. Masalahnya... pernah jg saya pergoki, bbrp media online yg ternyata punya artikel yg sama persis dgn artikel di media online lainnya... walaah kok ya satu sumber copy paste pula...
Oh ya, satu lagi, agak melenceng dari topik tp mumpung inget saya mo nyaranin... jangan membaca bbrp media keluaran satu penerbit yg sama. Soalnya saya pernah membaca artikel di 3 majalah keluaran satu penerbit - yg sama persis! Oh rupanya begitu ya, pikir saya, tinggal diputer2 aja artikel2 itu... bulan ini di majalah A, bulan depan di majalah B, dst... Cerdas, ya...
No comments:
Post a Comment
Your say..