Jual iPad Beli Sapi

Masih ingat sama tiga bersaudara iPad yang saya peroleh dari kontes ngeblog dan Twitter? Salah satunya, si iDream yang paling pertama saya miliki dan sudah menemani saya selama beberapa bulan itu, akhirnya berpindah tangan. Alhamdulillah... Sebagai gantinya, ini diaa..

Jreng jreeng... bukan sulap bukan sihir

 dari ini...

berubah jadi..

Namanya si Ubi :D

Tentu saja Ubi itu hasil patungan dengan 6 warga lain. Jadi jangan mengira saya beli satu sapi ya.. mihil belum mampu :p

Eniwei, kemarin itu adalah pengalaman pertama saya berkurban, yang membuat saya harus menyaksikan sendiri proses penyembelihannya. Serem? Kasian? Mungkin, pada awalnya. Tapi setelahnya saya hanya merasa bersyukur.

Setelah berkurban, saya jadi memahami banyak hal – yang sebelumnya hanya tau, disebut di bibir tapi tidak pernah benar-benar memahami. Ga usah jauh-jauh tentang dampak sosial, cukup dampak domestik dalam diri pribadi aja.

Tentang mensyukuri makanan
Makanan apapun yang kita makan; baik itu dari hewan atau tumbuhan, sejatinya ada kehidupan yang kita ambil. Karena kita menutup mata, taunya cuma setelah mereka jadi steak yang enak, ayam goreng yang crispy, kentang tumbuk yang gurih, dan jus jeruk yang segar. Padahal jauh sebelum itu ada sapi yang ditarik ke pejagalan, ada ayam yang merelakan lehernya di penyembelihan, ada kentang yang dicerabut dari tanah, ada jeruk yang dilepaskan dari induk pohonnya.
Kita merasa melihat penyembelihan itu kejam. Tetapi kalau tidak melihat sendiri tidak akan benar-benar menyadarinya.
Dengan melihatnya saat itu juga saya sadar, kita ini diamanahi kehidupan mahluk lain.
Semoga semua kehidupan yang telah diamanahkan pada kita tersebut menjadi energi yang manfaat... Amiin...

Tentang menghargai berbagai macam profesi
Ah, ini pasti terasa basi, dari jaman SD kita juga diajari tentang; mau makan apa kita kalau tidak ada Pak Tani, ya kan?
Tapi saya baru benar-benar menyadarinya setelah kurban kemarin...

Mau makan apa kita kalau tidak ada tukang jagal!! 

Lah, ngeliatnya aja pake sensor (tutup mata maksudnya :p) mustahil bisa melakukannya sendiri. Steak, gulai kambing, ayam bakar, bebek goreng... ga bakalan kita bisa makan itu semua kalo ga ada yang menyembelihnya. Ga akan terhidang semua itu kalo ga ada yang memotong-motong dagingnya, mendistrubusikannya, memasaknya...

Btw, tukang jagal itu hebat ya.. kerjanya cepat dan efisien.. sat seet..! Sapi yang besar itupun jatuh. *kasih jempol* Saya curiga kalau ada kasus sapi mengamuk yang lepas itu ga manggil tukang jagal deh. Sapi besar pun kalo di tangan tukang jagal ga berdaya loh, seriusan! <== masih kagum

Tentang mensyukuri asal rezeki
Saya ga akan bisa kurban kalau ga ada yang beli iPad saya, ga akan bisa jual iPad kalo ga ada yang ngasih, ga akan ada yang ngasih kalo ga ikutan lomba, ga akan ikutan lomba kalau... dan terus cerita ini bakal jadi panjang.
Dan muara semuanya itu adalah Dia. Allah sumber segala rezeki, yang kepada-Nya kita meminta rezeki yang lebih baik lagi... 

Tentang...
Hmm.. kalau saya dibiarkan terus bercerita, bisa jadi buku nih :p Untuk saat ini, 3 hal itu yang pengen saya share.

 ***

Penyembelihan hewan kurban bukan tontonan kekejaman. Melainkan pembuka mata dan hati...

Semoga kita semua menjadi yang terbuka mata dan hatinya...

Semoga terkabul segala harapan saat berkurban...

Semoga tahun depan diberi kelebihan rezeki untuk berkurban lagi...

Amiin.. Happy Idul Adha, everyone! ;)