Monday, May 30, 2011

Sinema Wajah Indonesia: Sandal Butut

Sabtu malam kemarin saya dan hubby melewatkan malam dengan ngakak guling-guling di kamar. :D Ga lain adalah gara-gara SCTV yang menayangkan Sandal Butut, salah satu film dalam rangkaian Sinema Wajah Indonesia 2011.

Sandal Butut bercerita tentang sebuah kampung yang sedang dilanda keresahan, yaitu munculnya maling sandal di mesjid. Setiap kali sholat Jumat, pasti ada yang kehilangan sandal. Segala macam alas kaki diambil oleh pencuri itu, sampai-sampai sepatu bot polisi desa pun ditilep jugak!

Adalah Muslim (Agus Ringgo) pemuda sederhana yang sangat miskin, saking miskinnya ga pernah pakai sandal karena ga mampu beli sandal. Dengan menabung sedikit demi sedikit akhirnya pada suatu Jumat ia berhasil datang ke mesjid dengan mengenakan sepasang sandal baru. Muslim menyembunyikan sandalnya dengan rapi di balik pot, tapi ketika sholat Jumat selesai, sandal barunya itu raib!!

Kebingungan, Muslim mencari-cari sandalnya. Tapi sandal itu memang sudah lenyap. Lalu ia pun melihat sepasang sandal butut. Dilihatnya tak ada seorang pun di mesjid, ia mengira semua orang sudah pulang. Tapi ia tidak melihat bahwa Ustadz Mansur - yang sedang membetulkan soundsystem mesjid, masih ada di sana, dan itu adalah sandal beliau. Mengira ga ada pemiliknya, atau mungkin ini sandal yang ditinggalkan pencuri sandalnya, Muslim pun memakai sandal tersebut. Ustadz Mansur, yang melihat kejadian itu seketika berteriak "Maling! Maling sandal!" Warga yang mendengar langsung berlari ke mesjid, Muslim yang lugu diam saja di sana, kebingungan, semakin bingung ketika polisi menyeretnya ke kantor polisi karena dianggap mencuri sandal Ustadz Mansur.

Meski hanya salah paham, tapi menurut Ustadz Mansur dan polisi, Muslim tetap saja tertangkap tangan mengambil sandal milik orang lain, dan karenanya harus dikurung. Maka dari sanalah cerita berlanjut. Bagaimana Mak Ijah -  ibu Muslim (Jajang C. Noer) yg sudah tua menjalani hari tanpa anak satu2nya itu. Tentang Ustadz Mansur yang terlalu lurus dibuat stres karena ia percaya bahwa hukum harus ditegakkan dan Muslim memang mencuri, tetapi di lain pihak penduduk kampung yang membela Muslim percaya bahwa hukuman kurungan untuk Muslim terlalu berat dan tidak adil. Tentang Umam - anak Ustadz Mansur - yang sarjana ilmu politik tapi ternyata lebih tertarik pada elekronik. Dan juga tentang polisi desa yang penasaran setengah mati di mana sepatu botnya berada. Misteri siapa palaku pencurian sandal baru terungkap di akhir film.

Ceritanya simpel, tapi menarik dan di setiap scene selalu ada kelucuan. Misalnya adegan di mesjid, memperlihatkan segala daya upaya warga demi menjaga sandal mereka; ada yang ngumpetin di pot, dirantai di tiang mesjid (gyaahahaha..) sampai2 ngelirik-lirik ke luar setiap kali ruku dan sujud. Adegan polisi sujud dan menggeolkan badan demi mengintip apakah botnya masih ada atau engga, bener-bener bikin kami ketawa sampe keluar air mata. Selain lucu, adegan ini juga menggambarkan bahwa pencurian sandal di mesjid bukanlah hal sepele, tapi sangat serius karena bisa mempengaruhi kekhusyukan ibadah.

Adegan kocak lain adalah ketika polisi yang kehilangan botnya, datang ke kantor polisi pake sandal jepit yang dibungkus plastik kresek hitam trus diuwel-uwel pake rafia hitam. Kebayang itu bunyinya ketika polisi hormat ke komandannya; "Siap Pak!" KRESEK!! :)) :))

Juga Mak Ijah yang lugu banget, berkunjung ke rumah Ustadz Mansur, saat bel rumah berbunyi "Assalamu'alaikum", Mak Ijah serta-merta menyahut dengan lantangnya "Wa'alaikum salaaam!" gyaa... :)) :))

Begitu pula adegan puncak saat Muslim bertanya pada Ustadz Mansur apa itu tobat nasuha, dan sang ustadz yang masih linglung ketika mengetahui siapa sesungguhnya pencuri sandal yang selalu beraksi di hari Jumat itu, menjawab "Jangan pernah mencuri sandal, meskipun itu hanya sepasang sandal butut" Dan Muslim pun manggut-manggut. :)) :))

Jajang C. Noer, Deddy Mizwar dan Agus Ringgo, nama-nama di balik Sandal Butut

Sandal Butut, seperti udah disinggung di awal, adalah satu dari Sinema Wajah Indonesia yang tayang di SCTV sejak 22 April lalu setiap Sabtu malam jam 22.30 WIB. Biasanya saya dan miswa selalu nonton sepak bola di hari dan jam segitu. Berhubung musim liga Inggris sudah selesai, makanya malam itu ga sengaja nemu film ini waktu lagi pencet-pencet remot. Hubby tertarik karena ada nama Deddy Mizwar di ide cerita, dan Agus Ringgo serta aktris senior Jajang C. Noer di jajaran pemain, wah sepertinya jaminan mutu, dan ternyata bener aja!

Sinema Wajah Indonesia masih terus tayang dengan judul2 lain di hari dan jam yang sama setiap dua minggu sekali, bisa jadi alternatif hiburan keluarga di malam Minggu. Moga-moga ada yang sekocak Sandal Butut lagi.. :D

Gambar: berbagai sumber

The Vampire Diaries: The Struggle

Melanjutkan Buku 1 The Awakening, Stefan menghilang dengan membawa serta tuduhan atas penyerangan dan pembunuhan Mr. Tanner, salah seorang guru di Robert E. Lee Highschool. Elena tahu bukan Stefan pelakunya. Pasti Damon. Dan Stefan menghilang, ini pun pasti perbuatan Damon. Stefan tidak mungkin menghilang begitu saja setelah apa yang mereka bagi bersama hari itu; saat Stefan meminum darah Elena dan Elena meminum darah Stefan.

Namun Damon menolak memberi tahu, alih-alih ia mengatakan bahwa Stefan telah tewas. Tak menyerah, Elena pun meminta Bonnie mencarinya dengan kekuatan ramalannya. Ketika akhirnya ditemukan, Stefan pun diinterogasi polisi tapi tentu saja tidak ditemukan bukti apapun sehubungan dengan pembunuhan Mr. Tanner, namun itu tidak mengubah pandangan penduduk Fell's Church dan siswa-siswi Robert E. Lee begitu saja. Mereka tetap mencurigai Stefan. Dan Elena, yang mati-matian membela Stefan, berubah drastis kehidupannya; dari gadis terpopuler di sekolah, menjadi gadis paling tidak diinginkan kehadirannya.

Terkucil dari kehidupan sekolah, kecuali oleh sahabat-sahabatnya Bonnie dan Meredith, beban Elena tidak hanya sampai di situ. Damon telah memperlihatkan diri di kota. Kini ia terang-terangan melancarkan aksinya untuk mendapatkan Elena. Pesona Damon memikat semua orang, bahkan Bibi Judith - bibi Elena yang menjadi pengganti orang tuanya setelah mereka meninggal dunia - dan kekasihnya pun ikut-ikutan menjodoh2kan Damon dengan Elena.

Belum lagi soal buku harian yang hilang, mulai meneror Elena. Perbuatan jahat terencana Caroline dan Tyler yang bertujuan membuktikan keterlibatan Stefan dalam penyerangan pria gelandangan di bawah jembatan. Elena harus memperoleh kembali buku itu atau Stefan akan diusir dari kota. Tapi di mana buku itu? Pencarian pertama gagal total. Lalu Damon yang menawarkan diri untuk menemukan buku itu dengan syarat Elena harus mau bersamanya selama 1 jam. Haruskah ia menerima tawaran itu, menyerahkan dirinya pada Damon demi menyelamatkan Stefan?

Membaca The Vampire Diaries: The Struggle; saya dibuat cinta mati sama Damon.. :D Deskripsi tentang dirinya di awal-awal buku sukses menggambarkan keseksian Damon. Bahkan tanpa bayang-bayang Ian Sommerhalder (pemeran Damon dalam tv series-nya) pun, terasa banget betapa menawannya cowok vampir satu ini.

Tiba-tiba Damon tertawa, jantung Elena pun tersentak dan mulai berdebar kencang. Ya Tuhan, dia begitu indah. Tampan merupakan kata yang terlalu lemah dan tidak berwarna untuk menjabarkannya. Seperti biasanya, derai tawanya hanya bertahan sebentar. Namun, bahkan saat mulutnya berhenti bergelak, masih tersisa binar tawa di matanya.

Aaaww aaawww..!

Dalam buku ini hubungan antara Elena dan Damon berkembang. Stefan yang terlalu lemah setelah pertarungannya dengan Damon tidak terlalu mengambil peran. Elena banyak menutupi keadaan sebenarnya dari Stefan karena khawatir jika Stefan tahu kebenarannya, ia akan murka dan mencari Damon, sementara ia tahu Stefan tidak akan menang dari Damon.

Kekuatan psychic Bonnie pun semakin absah. Beberapa kali ia "terasuki" dan mengatakan hal-hal yang menjadi nyata, atau hal-hal tersembunyi yang tidak diketahui siapapun.

Satu-satunya hal yang mengganggu buat saya adalah Elena yang terlalu sering memberikan darahnya untuk Stefan dan Damon. Kayanya Elena ini cocok deh jadi bintang iklan obat penambah darah :p
 >.<

Seperti halnya The Awakening, The Struggle juga berakhir menggantung. Ga ada pilihan lain selain harus cepat-cepat beli Buku 3 atau saya bisa gelisah siang malam karena penasaran :p Tapi jatah belanja buku bulan ini udah habis, musti tunggu sampe akhir bulan depan T_T Oh, Damon wait for me yaah..

Judul: The Vampire Diaries: The Struggle
ISBN: 978-979-024-209-8
Penulis: L.J. Smith
Penerbit: Atria
Halaman: 282

Friday, May 27, 2011

Nokia + WhatsApp: Break Free!

Perkenalkan mainan baru saya; WhatsApp. Sekian lama saya mencari aplikasi chatting yang oke untuk Nokia E63 saya ini, baru sekarang ketemu. Yaay! *peluk hape*


WhatsApp merupakan aplikasi messenger cross-platform yang memungkinkan kita chatting sama siapa aja dengan tipe ponsel apa aja. Asyik kan? Kita, pasangan, teman, kakak-adik beda-beda jenis ponsel? Ga masalah lagi! Hayuk semua kumpul! Break free to chat with everybody!

Untuk menikmati serunya chatting sama keluarga dan sahabat dengan WhatsApp ini, ga perlu susah-susah. Cukup download aplikasi WhatsApp via Ovi Store - bagi pengguna Nokia - langsung dari ponsel, atau dari sini.

Setelah terinstal, WhatsApp akan ditandai dengan icon seperti ini:

Kalau dibuka...

Message dari teman akan ditandai dengan alert:

Yuuk chatting...
Teman yang sedang chatting dengan saya ini kebetulan bukan pengguna Nokia :D
Yak, cukup sampe di situ intip chat saya yaa.. :p

Begitu mencoba WhatsApp di Nokia ini saya langsung jatuh cinta, berencana mau maksa keluarga dan teman biar pakai juga :D

Jadi apa yang membuat aplikasi ini spesial?
- Cross-platform, bisa untuk chatting dengan jenis ponsel apapun. Pastinya ini sangat mempermudah, mengingat selera orang kan beda-beda, suka dengan jenis hape yang berbeda-beda pula. Dengan WhatsApp, semua halangan antar platform itupun terbebaskan.
- Mudah penggunaannya. Tinggal instal, semua nama yang ada di dalam phonebook kita akan otomatis masuk ke dalam Contact. Ga perlu PIN, cukup nomor hape saja.
- Bisa saling berkirim foto, video maupun audio.
- Bisa group chat, alias chatting rame-rame.
- Selalu terhubung dan murah. WhatsApp membuat kita selalu terhubung dengan jaringan internet, ya dong, kan supaya kita bisa dihubungi dan menghubungi, ngobrol kapan aja. Agar pemanfaatannya maksimal, pengguna Nokia bisa memilih satu dari 3 paket Nokia unlimited yang tarifnya mulai dari Rp 1000/hari. Murmer kan!

(klik untuk perbesar)
Paket Nokia unlimited | Sumber: Nokia.co.id
Oya, lebih seru lagi, saat ini Nokia sedang mengadakan program WhatsApp challenge dan Break Free Race.
Sebelumnya kita harus memiliki paling sedikit 20 teman yang juga menggunakan WhatsApp, lalu tunjukkan ke Nokia Store terdekat, kita berhak mengikuti lucky dip dan mendapatkan hadiah langsung. Dan kalau kamu memiliki teman WhatsApp terbanyak di kotamu, kamu bisa berkesempatan memenangkan hadiah total 100 juta rupiah!

Nokia store yang ikut dalam program ini:
(klik untuk perbesar)
Sumber: Nokia.co.id

Jadi...
Kalau saya, jelas siap!

Tuesday, May 24, 2011

What's Cooking @america

8 April lalu saya menghadiri sebuah event demo memasak yang diselenggarakan oleh The U.S. Department of Agriculture (USDA). Pada event tersebut USDA memperkenalkan USDA Council of Chefs (CoC) di Indonesia. CoC merupakan 4 chef Indonesia yang berpengalaman di bidang kuliner dengan latar belakang yang berbeda-beda; baking, pastry, hot kitchen, dan healthy food.

 Council of Chefs:
(kiri-kanan)
Chef Haryanto Makmoer - Baking
Chef Muchtar Alamsyah (Chef Tatang) - Hot Kitchen
Chef Ucu Sawitri - Pastry
Chef Edwin Lau - Healthy cuisine

Bekerja sama dengan Foreign Agricultural Service (FAS) di Jakarta, hari itu ke-4 chef terkemuka tersebut menyuguhkan berbagai hidangan lezat dengan menggunakan bahan-bahan khas Amerika.

Acara yang berlangsung segar dan dipenuhi aroma wangi masakan ini diadakan di @america, yang merupakan pusat kebudayaan Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta. Sejak dibuka pada Desember 2010 lalu, area yang terletak di Pacific Place lantai 3 ini sudah sering dipakai untuk berbagai event edukatif, tak terkecuali di antaranya event kali ini.

Sayangnya saya agak terlambat, ketika tiba saya sudah ketinggalan beberapa resep. Tiba-tiba aja semua makanan sudah terhidang huhu.. T_T Tapi saya sempat kok mengabadikan Chef Edwin saat sedang beraksi :D Berhubung agak tidak menyimak dari awal, saya tidak tahu ingredient apa saja yang dipakai dalam setiap masakan, yah tentunya kecuali yang terlihat. Karenanya biarpun semua masakan keliatan super yummy and mouth watering banget, saya ga mencicipinya, khawatir ada bahan bacon atau alkohol.

Saya dan Yuri sempat berpose bareng Chef Edwin :D
Buku resep! Yak marii dipraktekkan.. :D
Acara yang juga dipenuhi oleh para siswa-siswi sekolah kuliner ini seru dan hangat, dan para chef handal itu loh.. ramah-ramah banget! Selalu tersenyum ♥

Thanks to US Embassy and Prisma PR for inviting, great success for the CoC and I look forward to another great event! :)

Sunday, May 22, 2011

The Vampire Diaries: The Awakening

Elena: cantik, pirang, ratu sekolah. Cowok mana yang ga akan bertekuk-lutut di hadapannya. Namun di tengah kepopulerannya, ia merasakan sesuatu yang kurang. Ia merasa belum menemukan sesuatu yang penting; cowok yang benar-benar membuatnya jatuh cinta dan mencintainya, "rumah"-nya. Sampai akhirnya ia bertemu cowok itu.

Stefan: tampan, acuh, vampir. Lahir di akhir abad 15. Terpesona pada Elena bahkan sebelum ia melihatnya. Ia merasakan kehadiran gadis itu sebagai aura kuat yang menggoda. Dan ketika ia benar-benar melihat wajah Elena, jiwanya bergelora. Betapa miripnya gadis itu dengan wanita di masa lalunya - wanita yang amat dicintainya; Katherine. Wanita yang mengubahnya menjadi vampir.

Damon: mata hitam kelam bahkan lebih gelap dari malam, pesona yang tidak dapat disangkal, kakak Stefan, juga vampir, hanya lebih kuat. Dipengaruhi oleh rasa persaingan dan kebencian pada adiknya, pemuda itu tidak pernah melepaskan Stefan dari pengamatannya, bahkan selama berabad-abad ini. Ketika melihat Elena, ia tahu ia harus memilikinya, dengan cara apapun.

Elena Gilbert dibuat penasaran setengah mati pada Stefan, murid baru di sekolah menengah Robert E. Lee. Mengapa Stefan selalu menghindarinya, mempermalukannya di depan teman-temannya. Dia, gadis paling cantik dan populer sesekolah?? Di antara dirinya dan Stefan, seperti ada dinding tinggi dan tebal yang tak tertembus apapun dan siapapun. Bisakah ia, Elena, mendobrak masuk pertahanan Stefan?

Lalu peristiwa demi peristiwa aneh pun mulai meruak di Fell's Church, membuat kedamaian lingkungan itu terusik.. penyerangan, pembunuhan.. Benarkah aman bagi Stefan untuk berada di antara manusia atau tepatnya amankah para manusia itu dengan Stefan di tengah-tengah mereka? Yakinkah ia bahwa ia memiliki cukup pengendalian diri dan tidak akan melukai mereka?

Dan Damon, mau apa dia di kota ini?


Sejujurnya saya agak kesulitan untuk menamatkan buku yang hanya setebal 281 halaman ini.

Pertama, saya sangat tidak tergoda dengan ilustrasi covernya. Saya menghargai buku sebagai satu benda utuh luar-dalam, ilustrasi seperti pada cover The Vampire Diaries: The Awakening ini benar-benar kurang mengesankan bagi saya. Meski kemudian saya mulai melihat kecantikan Elena dalam ilustrasi tersebut, saya tetap bersyukur Atria mengubah desain sampul seri-seri berikutnya.

Kemudian, saya agak terganggu dengan terjemahannya. Entah kenapa saya lebih menyukai aku-kau sebagai bahasa buku, ketimbang aku-kamu. Juga beberapa istilah yang tidak tepat seperti "anak laki-laki" untuk mewakili Stefan? Err.. Mungkin versi aslinya "boy" tapi bukan berarti harus diterjemahkan sebagai anak laki-laki kan, kalau sudah SMU. Kadang kita menyebut teman sekelas kita dengan sebutan "anak-anak" tapi tidak untuk menarasikan kehadiran Stefan, rasanya. Untungnya seiring lembar demi lembar, penerjemah tampaknya menemukan kata yang lebih tepat dibandingkan "anak laki-laki" yaitu "cowok". Dan seiring dengan cerita yang semakin intens saya pun akhirnya terbiasa dengan aku-kamu.

Namun dari segi cerita, The Vampire Diaries ini sangat menarik. Khas cerita fiksi fantasi remaja, ringan tapi membius. Pertama kali terbit tahun 1991 dan hanya dibuat dalam 3 volume. Namun karena desakan pembaca, L.J. Smith akhirnya menulis lanjutannya. Kini serial ini sudah diangkat ke layar kaca dan menjadi salah satu serial TV yang paling diminati di Amerika. Saat ini Atria sudah menerbitkan 4 serinya dan saya benar-benar berharap Atria menerbitkan semua seri The Vampire Diaries ini.

Semakin membaca, saya benar-benar jadi semakin tertarik. Terutama pada bagian Katherine. Keberadaan dan kematiannya serta karakternya terasa aneh. Dan tentu saja tentang Damon. Ya, saya harus segera membaca Buku 2. Damon I'm coming..!!

Yang udah baca dan melahap TV Seriesnya, jangan spoiler ya.. :D

Judul: The Vampire Diaries: The Awakening
ISBN: 978-979-0242-07-4
Penulis: L.J. Smith
Penerbit: Atria
Halaman: 281

Saturday, May 21, 2011

Pond's Beauty & The Beads

Beberapa waktu lalu saya menghadiri event yang diselenggarakan oleh Pond's. Event yang bertajuk Beauty & The Beads ini diadakan di Hotel Novotel Bogor.

Berkumpul di Wisma Unilever, kami menuju lokasi dengan bis. Ketika tiba, kami dipersilahkan untuk skin test terlebih dulu. Dengan menggunakan alat khusus, kulit saya diperiksa tingkat kelembaban dan kekenyalannya, darkspots dan potential dark spots serta wrinkles. Menurut hasil tes, kulit saya masih lentur tapi udah mulai kering, belum ada darkspots tapi sudah ada potential darkspot meski sedikit, mulai penampakan  fine line di area bawah mata (huhuhu.. T_T)

Setelah menikmati cemilan, dr. Eddy Karta, SpKK pun memulai pemberian materinya. Wah, beliau ini membawakan "kuliah" singkat tentang kulit dengan sangat menarik. Banyak sekali informasi yang beliau sampaikan yang menjadi eye-opener buat saya. Antara lain tentang pentingnya sunscreen. Oh, pastinya saya sudah banyak mendengar tentang hal ini, tapi belum benar-benar terbuka mata untuk dengan rajin memakai sunscreen. Tapi setelah dr. Eddy yang mengatakannya - dengan gaya ringan tapi seriusnya - saya langsung bertekad baja untuk ga akan lagi males pakai sunscreen :D.

Beberapa hal lain yang juga disampaikan oleh beliau antara lain:
* Terdapat 3 lapisan kulit yaitu Epidermis, Dermis, dan Hypodermis.
* Produk kecantikan dapat dikategorikan menjadi: kosmetik, kosmetisikal, dan farmasitikal.
Kosmetik: yang sifatnya hanya melapisi, sekedar nempel; contohnya bedak, dan produk2 dekoratif lainnya.
Kosmetisikal: yg berefek pada kulit, dijual bebas di counter (over-the-counter product); contohnya moisturizer, krim2 yang banyak ditemukan di swalayan atau mal. Kategori ini tingkat penetrasinya hanya sampai lapisan epidermis, karenanya aman untuk wanita hamil.
Farmasitikal: singkatnya, ini adalah krim dokter, yang diperoleh melalui resep dokter. Umumnya dapat masuk hingga lapisan dermis yang bisa masuk ke peredaran darah sehingga tidak dianjurkan digunakan untuk wanita hamil.
* Dalam kulit terdapat yang disebut dengan Natural Moisturizing Factor (NMF) yang fungsinya untuk manjaga kesehatan kulit. Cara kerjanya, NMF ini secara berkala akan pecah sehingga terjadi eksfoliasi.
* NMF bekerja normal pada usia 20-an, hingga pada usia ini pengelupasan kulit terjadi secara otomatis setiap 30 hari. Di atas usia 30 tahun, produk peeling penting untuk membantu regenerasi kulit ini.
* Sunscreen penting untuk melindungi kulit dari kerusakan, karena sebagian besar kerusakan kulit disebabkan oleh sinar matahari.
UVA penyebab Ageing; keriput, penuaan, sedangkan UVB menyebabkan Burn; terbakar, kemerahan, kanker kulit.
SPF adalah untuk melindungi dari UVB, pelindung UVA ditandai dengan PA.
* Dua tipe sunscreen; chemical dan physical.
Chemical sunscreen bekerja dengan cara menyerap UV dan mengubahnya menjadi energi yg baik bagi kulit. Kelemahannya, karena aktif, sunscreen jenis ini cepat habis, hingga perlu diaplikasikan ulang setiap beberapa waktu.
Physical sunscreen bersifat melapisi, membuat lapisan yang menolak UV. Tidak cepat habis, hanya hilang apabila misalnya berkeringat atau terkena air (kalau sunscreen ga waterproof). Kelemahannya, bikin kulit - kata dr. Eddy - seperti dodol berjamur.. alias white cast. Sayapun langsung tepok jidat, ya ampuun dok, itu istilahnya bener banget!! LOL
* Salah satu bahan aktif anti ageing yang terbaik hingga saat ini adalah Retinol. Karena itu banyak produk anti aging di pasaran maupun dari dokter yang mengandung retinol.

Waah masih banyak banget deh ilmu dari Pak Dokter. Setelah dinutrisi oleh penjelasan dari dr. Eddy, kami diuji dengan membuat presentasi tentang penyebab penuaan dan kerusakan kulit serta pencegahannya. Dibagi dalam kelompok-kelompok, kami membuat board presentasi. Seru banget! Apalagi karena presentasi terbaik berhak mendapat voucher MAP 300k untuk masing-masing anggota kelompok! Ihiiy! Lebih asyiknya lagi, kelompok saya pemenangnya! Yaayness!!

Dalam acara ini Pond's memperkenalkan kembali line anti aging mereka Pond's Age Miracle. Rangkaian yang mengandung Advanced CLA4 complex dikombinasi dengan AHA, CLA, retinol dan retinol booster  untuk memerangi tanda-tanda penuaan seperti garis halus dan flek hitam.
- AHA: eksfoliasi
- CLA: menstimulasi pembentukan sel kulit baru
- Retinol: membantu merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan menstimulasi produksi kolagen
- Retinol booster: memaksimalkan efek retinol sehingga bekerja lebih optimal, hingga retinol dapat meresap jauh ke lapisan epidermis kulit ke-20.

Sesi berikutnya adalah kreasi manik-manik bersama Elizabeth Wahyu. Kami diajari membuat kalung dengan menggunakan manik-manik. Tapii.. berhubung mata saya agak picek jadi susyaaahh bgt ngeliat manik-manik yg super imut2 ukurannya itu.. dan alhasil saya gagal total dalam sesi ini T_T Ngiri deh sama mereka yang berhasil membuat kalung mungil berbentuk mawar yang cantik banget huhuhu... T_T

Setelah setengah hari yang padat, sekitar pukul 6 kami menuju kamar. Di sana, kami disambut oleh beautician dari Pond's yang siap memberi kami mini facial. Aahh.. rileks bgt. Itu pertama kalinya saya mencoba langsung Pond's Age Miracle. I must say I love it!! Kulit terasa mulus bahkan di dahi yang ga beraspal ini (a.k.a brunjul-brunjul dan kusam >.<) Hepiii! Ga cuma wajah jadi muluuss kinclong (beneran deh, setelah itu saya ga bosan2nya ngelus-ngelus pipi saya krn rasanya mulus bgt :p), tapi tangan dan kaki pun bebas penat karena dipijat.

Setelah makan malam dan foto-foto, kami pun beristirahat.

Esoknya, semestinya sih ada acara yoga, tapi saya ga ikutan hehe.. setelah makan pagi saya kembali ke kamar dan packing. Wah bawaannya saya jadi banyak karena goodie bag dari Pond's :D

Saya dan Windi - teman sekamar saya - menyempatkan diri muter2in hotel untuk foto-foto. Narsis dot com laah.. :D Setelah checkout dan foto2 bareng, kamipun meluncur pulang ke Jakarta.

Waah dua hari workshop itu berkesan bgt! Semua membawa pulang banyak ilmu, dan goodie bag :D Thanks Pond's dan Stratcom for inviting me. That was one fabulous event! xoxo

Sebelum acara dimulai, skin test dulu
dr. Eddy Karta dengan lancar bercerita tentang kulit
Kue yang melambangkan lapisan-lapisan kulit
Board hasil karya kelompok saya :D
Andini didaulat untuk memberikan presentasi
Yaay we're the winner!! :D | Pic source: @myponds
Oh you're so cute!!
Sukaa deh sama ayunan di Novotel :D
Kalung cantik Elizabeth Wahyu jadi salah satu suvenir acara ini
Dan tentunya satu paket Pond's Age Miracle.. saya pakai looh, review menyusul girls, stay tune! ;)

***

Jangan lupa follow @myponds untuk info seputar kecantikan kulit.
Oh ya, saat ini masih berlangsung loh program arisan cantik, di mana kamu dan teman-teman sekantor kamu bisa mendapat facial gratis dari Pond's Institute ;)

Wednesday, May 18, 2011

Cerianya hari dengan Pocari

Akhir-akhir ini lagi sukaaa bgt sama jingle-nya Pocari Sweat: Youth Sweat Beautiful ini. Maklum, emang maniak Jpop jadinya begitu liat iklan ini di tipi langsuuung ngubek-ngubek dek Google.
Ternyata susah bgt ketemunya, dan emang ga ada sampaii... akhirnya di-upload sendiri sama PocariID 
I lop yu deh PocariID! ^_^



Kalau mau donlot versi mp3-nya langsung >> ke sini << yaa.
 
hateshinai ao no mukou e
bokutachi no mirai wa hirogaru
beautiful day kimi to boku ga koko ni iru
hashitta bun dake michi wa nobiru kara
day by day ima wo ikiyou~

PS: lirik cuma berdasarkan kuping saya aja ya.. benar-tidaknya kurang bisa dipertanggungjawabkan wkwkwk.. :p

Sunday, May 8, 2011

Level One: For The Rise of Local Brands

Last Friday, while waiting for hubby to finish his 8-to-5 job, I spent my time wandering around at Grand Indonesia. Oh how I love window shopping, who knows what might pop up in front of your eyes begging to be taken to the cashier, right? Anyway, there I came to visit one section in Grand Indonesia that I’ve always wanted to see but haven’t got a chance to do so; Level One.

Located on the 1st Floor East Mall, Level One immediately offered its uniqueness as soon as I entered the area. Walking down Level One was like having a window shopping in some streets in Europe. Nothing like the usual boutiques we would find in a mall. Lamps, benches, trees... they gave me an illusion of street shops which I love.

Open since June 2010, Level One gives a little one-stop-shopping spot. From fashion items to lomo camera, food to anything cute.

Although perhaps fashion labels are still dominating the area, each store has its own style and target market. Basically there’s something for everyone. Men would probably be drawn easily to Damn! I Love Indonesia or Tosavica, while women would get themselves into Geulis or Hunting/Fields and Monday to Sunday. Girls who crave for shoes would go straight to Foot Republic to get a pair of lovely Wondershoe or comfy Robinet for their beloved men (I think next time I should get a pair for hubby, really). Bag lover? Check out Mimsy and Kamali & Lane. And don’t miss House of Jealouxy with its accessories to die for. Now, Level One even has a new destination for women who wear hijab; NurZahra. Famous with their comfy chic clothing line for covered female like me, NurZahra is now easier to reach with their new store there at Level One.

I was also pretty amused by Tick Tock with so many interesting, cute shaped clocks.
Senzen Tie-dye edition for IDR 385k | Pic source: @Hunting Fields

Inside Kamali & Lane | Pic source: Kamali Collection
Inside Mimsy | Pic source: Mimsy
Inside NurZahra | Pic source: NurZahra

Another shop that caught my eyes was Rebel for A Cause. Founded by Teges Prita Soraya and Anastassia Florine Limasnax, this store is where you can shop and donate at the same time, because the money you spend here will go to charity! The game doesn’t end there, you can also donate by giving your used (but of course in good condition) items to be displayed and ready to be purchased. See the circle? Either putting used items on sale or buying them at Rebel For A Cause, the final destination is the hands who need the money the most. How cool is that! The term reuse has come to a new different level.
Pic source: JakartaGlobe

Not only their concepts and designs stand out, what makes those names even more special is the fact that they are local brands. Young and talented Indonesians are lining up behind those brands showcased at Level One. Daniel Mananta (Damn! I Love Indonesia), Raiki (Hunting/Fields), Imelda Hudiyono (Geulis), Caroline-Dita-Mellyun-Riyam (Monday to Sunday), Christina Teosa (Mimsy) and Andi Yulianti (House of Jealouxy), Sherlia&Meiriska (Tick Tock) are only some of the names. Isn’t it delightful to know that the clothes we’re wearing, the stuff we own, are coming from Indonesians’ brains and local resources? Indeed. It definitely gives me some kind of excitement, proud and happy feeling to buy and wear local brands. It even gives me chills just to blog about them (^_^) It thrills more knowing that local brands are now competing neck and neck with other popular brands like Zara and Pull and Bear there at the Level 1 of East Mall Grand Indonesia, and not just selling their stuff online (although I love love online shopping too :D)

Some of the brains behind the brands | Pic source: Level One

The only thing, which might be a downside, is the location. It is at the corner of 1st floor which somehow makes it look far and separated for the newbie and first-timers. The window-shoppers might skip this part, as I did several times I went to Grand Indonesia (ok, punch me? :p), thus it might lose some prospective customers. But I find that those brands at Level One already have their own loyal customers, which is good, and nowadays customers come from the words of mouth (or the tweets of birds? :D) not just from those who happen to wander around, so the location issue might not be too much a problem. Another thing, it would be awesome if each brand has its own website. They have Twitter accounts yes, but it will only provide news and not deeper information to offer a bigger perspective. Besides, tweets come and go, piled up and buried through times. A decent website to give a glimpse of story and look book would be a great companion. Some of the brands have one already, and they help me to appreciate the brands more. I notice that stores’ customers have quite a different characteristic from online shops’, they most likely find new spots or stores by window-shopping or printed ads. So to fulfill the needs, Level One cannot leave the traditional approach through regular printed ads or articles in local newspapers and magazines, to boost up the visits thus the sales even higher.

All in all, Level One Project is a breath of fresh air for local brands and products. To inspire the rise of creativity and originality from Indonesian brands, it doesn’t have to start from level zero, it starts from Level One.
Pic source: Grand Indonesia

It was a very short visit, but I really should come again next time. Already eyeing on some stuffs there hoho... (^_^)

Wanna go shopping with me?

Level One
Grand Indonesia Shopping Town,
East Mall, Level 1
Twitter: @level1project
More Info: +62 21 2358 0001 – 02

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails